Minggu, 30 November 2008

MOTIVASI, KEPATUHAN DAN IQ

HUBUNGAN MOTIVASI, KEPATUHAN DAN INTELIGENSI DALAM PEMBELAJARAN LABORATORIUM TEKNIK KEPERAWATAN DASAR
DENGAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN KLINIK: KDM II
MAHASISWA DI LABORATORIUM AKADEMI KEPERAWATAN



Jemas Kifen Roget Maay

LATAR BELAKANG
Akademi Keperawatan (Akper) Panti Rapih merupakan lembaga pendidikan tinggi keperawatan swasta katolik yang dikelola oleh Yayasan Panti Rapih dan merupakan konversi dari sekolah perawat Panti Rapih yang sudah berdiri sejak tahun 1939. Dasar hukumnya adalah UU No 22 Tahun 1961 tentang perguruan tinggi.
Tujuan program pendidikan adalah untuk menghasilkan tenaga Ahli Madya Keperawatan sebagai perawat profesional pemula yang memiliki sikap dan perilaku luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan keperawatan, serta mampu melaksanakan peran dan fungsi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan serta penelitian dan pengembangan ilmu keperawatan. 1
Kegiatan pembelajaran laboratorium merupakan proses pembelajaran keterampilan yang sangat membantu mahasiswa dalam mampersiapkan diri untuk melaksanakan praktek di klinik/rumah sakit. Pelaksanaannya diharapkan mahasiwa menguasai keterampilan-keterampilan berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran laboratorium merupakan aplikasi atau penerapan dari teori dan konsep-konsep yang telah diperoleh di kelas dan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan proses belajar mengajar praktek (Sumiati,1995).2
Permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan di lahan praktek yang berhubungan dengan pembelajaran laboratorium diantaranya dikemukakan oleh Abbatt (1992), disebutkan bahwa sering dokter dan petugas kesehatan/parawat senior mengeluh tentang mahasiswanya yang telah menyelesaikan pendidikan, mereka mengetahui banyak teori, akan tetapi tidak bisa menerapkannya. Mahasiswa D III keperawatan memiliki pengetahuan tetapi mereka kurang memiliki keterampilan. Aniroh (2000), mengatakan bahwa mahasiswa Akper belum mempunyai kemampuan yang cukup dalam menerapkan keterampilan yang diperoleh selama perkuliahan.3
Motivasi dan kepatuhan merupakan konsep yang relevan dengan perilaku kesehatan peserta didik. Kepatuhan pada program kesehatan merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan dengan begitu dapat langsung diukur. 4 Motivasi, bagaimanapun merupakan prekursor untuk tindakan yang dapat diukur secara tidak langsung melalui konsekuensi atau hasil yang berkaitan dengan perilaku.5
Pada umumnya orang berpendapat bahwa inteligensi merupakan bakal potensi yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan performansi yang optimal. 6

SUBJEK DAN METODE
Subjek penelitian adalah Mahasiswa Tingkat II (dua) semester III (tiga) kelas regular Akademi keperawatan Panti Rapih Tahun Ajaran 2003/2004. Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria inklusif mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran praktikum di laboratorium. Jumlah keseluruhan mahasiswa semester III Tahun Ajaran 2003/2004 sebanyak 121 orang diambil hanya 45 orang sebagai subjek penelitian, dipilih 15 orang dari masing-masing kelas secara random sampling dengan mengundi, dimana kesempatan menjadi sampel untuk seluruh mahasiwa sama besar. 7 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitik, sedangkan rancangan penelitiannya menggunakan Retrospektif.8 Pengumpulan data untuk motivasi dan kepatuhan dengan kuesioner sedangkan untuk data inteligensi dengan alat ukur inteligensi (test IQ) yang dilakukan oleh ahli Psikologi Fakultas Psikologi UGM dengan menggunakan test wechsler. Adapun tujuannya secara umum untuk mengetahui bagaimana hubungan motivasi, kepatuhan dan inteligensi dalam proses pembelajaran laboratorium teknik keperawatan dasar dengan kemampuan keterampilan klinik mahasiswa di laboratorium Akper Panti Rapih, secara khusus untuk mengetahui hubungan motivasi dengan pembelajaran ketrampilan klinik, mengetahui hubungan kepatuhan dengan pembelajaran ketrampilan klinik, mengetahui hubungan Inteligensi dengan pembelajaran ketrampilan klinik mahasiswa di Laboratorium Akper Panti Rapih.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk motivasi dengan kemampuan ketrampilan klinik mahasiswa Akper Pantih Rapi diperoleh motivasi baik (100%) dan utntuk motivasi kurang (0%) korelasi (0,300) rendah, Hasil ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Masini (2003) dan teori Maslow, cit.Bastable, (2002) teori tentang motivasi manusia, Untuk kepatuhan dengan kemampuan ketrampilan klinik diperoleh nilai kepatuhan; patuh (95,5%) dan tidak patuh (4,44%) korelasi (0,319) rendah, Hasil ini didukung oleh teori Bastable, (2002), Untuk inteligensi dengan kemampuan ketrampilan klinik diperoleh nilai inteligensi; very superior (17,8%), superior (44,4%), cukup (20%), sedang (17,8%) korelasi (0,445) sedang, Hasil ini didukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Petrus (2003) dan teori inteligensi Stoddard, cit, Saifuddin Azwar, (1996), kemampuan ketrampilan klinik; sangat baik (2,22%), baik (60%), cukup baik (37,7%) kurang baik (0%).

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Motivasi mahasiswa untuk 45 responden didapatkan hasil motivasi 100 % dengan ketegori baik. Sedangkan untuk uji hipotesis terdapat hubungan yang bermakna antara Motivasi dengan Kemampuan Ketrampilan klinik, dengan tingkat kemaknaan rendah dan nilai koefisien korelasi (r) 0,300 dan nilai signifikan (p) = 0,045.
2. Kepatuhan mahasiswa untuk 45 responden didapatkan hasil 95,5 % patuh dan 4,44 % tidak patuh. Sedangkan untuk uji hipotesis terdapat hubungan yang bermakna antara Kepatuhan dengan Kemampuan Ketrampilan klinik, dengan tingkat kemaknaan rendah dan nilai koefisien korelasi (r) 0,319 dan nilai signifikan (p) = 0,033.
3. Inteligensi mahasiswa untuk 45 responden sebagian besar dengan ketegori veri superior 17,8 %, superior (44,4 %), cukup (20 %) dan sedang (17,8 %). Sedangkan untuk uji hipotesis terdapat hubungan yang bermakna antara Inteligensi dengan Kemampuan Ketrampilan klinik, dengan tingkat kemaknaan moderat atau sedang dan nilai koefisien korelasi (r) 0,445 dan nilai signifikan (p) = 0,002.
B. Saran
Adapun saran yang peneliti sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Institusi Pendidikan
- Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa untuk inteligensi sangat berpengaruh besar terhadap kemampuan ketrampilan klinik mahasiswa sehingga disarankan kepada institusi pendidikan agar dalam menerima mahasiswa baru dapat memberikan test inteligensi/IQ bagi mahasiswa baru dan diharapkan dapat memberikan hasil yang baik bagi institusi.
2. Untuk Mahasiswa
Lebih meningkatkan minat dan kemampuan berketrampilan klinik.
3. Untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini
- Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian retrospektif sehingga diharapkan kepada peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat menggunakan rancangan prospektif.
- Pada penelitian ini peneliti hanya meneliti faktor psikologi yaitu Inteligensi, Motivasi dan Kepatuhan terhadap kemampuan ketrampilan klinik KDM II, sehingga diharapkan kepada peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini dapat meneliti faktor-faktor lain yang juga dapat mempengaruhi ketrampilan klinik.

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DIKTI), 1999, Kurikulum Nasional, Jakarta.

2. Prabowo T, Pembelajaran Ketrampilan Klinik, 2000, EGC, Jakarta.

3. Abatt. F.R and Mc. Mohon, 1992, Teaching Health Care Workers Published by Machillan Education, London.

4. Sardiman A.M, 2001, Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Prees, Jakarta.

5. Bastable B. Susan, 2002, Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran dan Pembelajaran, EGC, Jakarta.

6. Azwar Saifuddin, 2002, Pengantar Psikologi Inteligensi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

7. Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, PT Rineka Cipta, Jakarta.

8. Sugiyono, 2004, Statistik Untuk penelitian, Cetakan Keenam, Alfabeta, Bandung.

KEMBALI KE BLOG UTAMA

Tidak ada komentar: