Minggu, 30 November 2008

OBSGIN

PERUBAHAN POLA MENSTRUASI PADA 9 BULAN PERTAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA)
PADA AKSEPTOR KB DI KODYA YOGYAKARTA

Derison Marsinova

Latar Belakang Masalah
Masalah kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi lebih banyak dikemukakan oleh peserta kontrasepsi hormonal yaitu pil, suntik dan implant. Pemberian kontrasepsi suntik sering menimbulkan perubahan pada siklus menstruasi. Sampai saat ini belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal atau sempurna. Metode suntik mempunyai angka kegagalan secara teori 0,25 % dan secara praktek 3 – 5 %, dan efek samping gangguan haid, berat badan bertambah, sakit kepala dan pada sistem kardio vaskuler efeknya sangat sedikit (Hartanto, 1994)¹. Walaupun mempunyai dayaguna tinggi dan pelaksanaannya mudah, kontrasepsi suntikan mempunyai efek samping terutama mengganggu siklus menstruasi (Sarwono, 2000)². Akseptor memutuskan melanjutkan atau menghentikan tergantung pada motivasi dasarnya untuk menjalankan KB dan juga pengalamannya terhadap suatu metode dengan mempertimbangkan terhadap efek samping penggunaannya. Efek samping depo medroksi progesteron asetat (DMPA) berupa gangguan siklus menstruasi yang tidak teratur pada awal suntikan dan amenore setelah 2 – 3 kali suntikan (Bangun, 1996)³.
Tinjauan Pustaka
Kontrasepsi berasal dari kata berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi ialah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan. Jenis kontrasepsi suntik kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin ada dua macam yaitu: depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular serta depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular (BKKBN, 2003)4.
Ciri khas kedewasaan wanita ialah adanya perubahan siklik pada alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Suatu proses yang kompleks dan harmonis yang meliputi serebrum, hipotalamus, hipofisis, alat-alat genital, korteks adrenal, glandula tireodea dan kelenjar-kelenjar lain. Siklus menstruasi adalah serangkaian periode dari perubahan yang terjadi berulang pada uterus dan organ-organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan berakhir pada saat menopause. Siklus tersebut bervariasi dari 18 sampai 40 hari, rata-rata 28 hari. Siklus menstruasi kadang-kadang digambarkan pada istilah siklus uterus dan ovarium karena perubahan yang bersamaan yang terjadi pada organ-organ tersebut (Hamilton, 1995)5.
Macam-macam abnormalitas menstruasi dapat digolongkan
1. Banyaknya darah dan lamanya perdarahan :
a.Hipermenorhea/ menorhagia.
b.Hipomenore. c.Amenore : tidak datangnya haid.
2. Kelainan siklus
a. Polimenore.
b. Oligo menore.
c. Perdarahan di luar haid.
3. Perdarahan diluar haid : metrorhagia.
4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan menstruasi.
a. Premenstruasi tension
b. Mastodinia
c. Mittscherz
d.Dismenore (Sarwono, 2000)
Metodelogi Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study, jenis penelitian yang digunakan dengan pendekatan History kohort. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas-puskesmas wilayah kerja Dinas Kesehatan Kodya Yogyakarta. Populasi adalah keseluruh subyek penelitian (Arikunto, 2002)6. Pemilihan sampel menggunakan metode propotional sample, yang diambil berdasarkan pertimbangan peneliti (Sugiyono, 1999)7. Penelitian ini variabel yang akan diukur adalah adalah perubahan pola menstruasi sebagai variabel terikat. Variabel bebasnya adalah akseptor keluarga berencana suntik depo medroksi progesteron asetat (DMPA) dalam 9 bulan pertama penggunaan. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner ( Angket ). Pertanyaan yang diberikan berupa pertanyaan yang tertutup dan di jawab langsung oleh responden tanpa diwakilkan pada orang lain. Kuesioner kontrasepsi berisi 13 item pertanyaan yang berhubungan dengan pemakaian kontrasepsi suntik depo medroksi progesteron asetat (DMPA). Kuesioner siklus menstruasi berisi 8 item pertanyaan yang berhubungan dengan perubahan pola menstruasi sebelum dan sesudah pemggunaan kontrasepsi depo medroksi progesteron asetat yang meliputi: panjangnya siklus menstruasi, lamanya perdarahan menstruasi, banyaknya peradarahan menstruasi, mengalami atau mengalami menstruasi. Uji Validitas dan Reliabilitas rumus korelasi "product moment", Arikunto (2002). Analisis data dilakukan setelah data terkumpul analis Univariat dan analisis bivariat. Analisis bivariabel yang digunakan adalah analisis Chi Square dengan menghubungkan variabel bebas dan dengan variabel terikat. Hasil analisis ini terbagi atas hubungan perubahan pola menstruasi dalam 9 bulan pertama pemakaian akseptor metode suntik DMPA. Analisis data dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan tersebut menggunakan interprestasi terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2004)7.
Hasil dan Pembahasan
Tehnik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat dengan tabel 2x2 dan kepercayaan 95%, uji statistik yang digunakan adalah analisis Chi Square
Analisis statistik terdapat hubungan yang bermakna atau signifikan (p<0,05)>0,05) terhadap perubahan pola menstruasi. Pekerjaan tidak ada pengaruh risiko terhadap perubahan pola menstruasi setelah penggunaan DMPA.
Pada tabel 3 terlihat jumlah anak setelah dilakukan analisis statistik terdapat hubungan yang tidak bermakna (รพ>0,05) antara jumlah anak terhadap perubahan pola menstruasi . Jumlah anak tidak pengaruh terhadap pola menstruasi setelah.
Pola menstruasi setelah dilakukan analisis statistik terdapat hubungan yang bermakna
Ke Blog Utama.www. pkmwairoro.com

Tidak ada komentar: